Jakobus
van de Koutere alias Jacques de Coutre alias Jacques de Couto (JDC)adalah
seorang pedagang berkebangsaan Spanyoldari Belgia yang diperkirakan lahir tahun
1572 dan meninggal pada tahun 1640. Ia menghabiskan kira-kira lebih dari 30
tahun di Asia sebagai pedagang independen sekaligus informant Spanyol di Hindia
Timur.
van de Koutere alias Jacques de Coutre alias Jacques de Couto (JDC)adalah
seorang pedagang berkebangsaan Spanyoldari Belgia yang diperkirakan lahir tahun
1572 dan meninggal pada tahun 1640. Ia menghabiskan kira-kira lebih dari 30
tahun di Asia sebagai pedagang independen sekaligus informant Spanyol di Hindia
Timur.
JDC
menulis diari perjalanannya di Asia Tenggara dengan dibantu oleh putranya
bernama Esteban. Catatan hidup yang ditulis dalam Bahasa Spanyol iniberada
dalam perawatan Biblioteca Nacional de Espana (Perpustakaan Nasional Spanyol)
di Madrid. Dengan bantuan pakar sejarah Portugis, Peter Borschberg dan
Roopanjali Roy, buku yang berjudul asli Vida
de Jaques de Coutretelah diterbitkan dalam Bahasa Inggris dengan judul The Memoirs and the Memorials of Jacques de
Coutre: Security, Trade and Society on 16th-17th century
Southeast Asia( Riwayat Hidup dan Kenangan Jacques de Coutre: Keamanan,
Perdagangan dan Masyarakat Asia Tenggara pada abad ke-16 dan ke-17). Penerbitan
buku ini didanai oleh kantor Arsip Nasional Singapura. Catatan JDC menyuguhkan
gambaran penting realita keamanan, perdagangan, dan masyarakat Eropa di kawasan
Nusantara pada periode tersebut diatas.
menulis diari perjalanannya di Asia Tenggara dengan dibantu oleh putranya
bernama Esteban. Catatan hidup yang ditulis dalam Bahasa Spanyol iniberada
dalam perawatan Biblioteca Nacional de Espana (Perpustakaan Nasional Spanyol)
di Madrid. Dengan bantuan pakar sejarah Portugis, Peter Borschberg dan
Roopanjali Roy, buku yang berjudul asli Vida
de Jaques de Coutretelah diterbitkan dalam Bahasa Inggris dengan judul The Memoirs and the Memorials of Jacques de
Coutre: Security, Trade and Society on 16th-17th century
Southeast Asia( Riwayat Hidup dan Kenangan Jacques de Coutre: Keamanan,
Perdagangan dan Masyarakat Asia Tenggara pada abad ke-16 dan ke-17). Penerbitan
buku ini didanai oleh kantor Arsip Nasional Singapura. Catatan JDC menyuguhkan
gambaran penting realita keamanan, perdagangan, dan masyarakat Eropa di kawasan
Nusantara pada periode tersebut diatas.
Jacques de Coutre di Asia Tenggara
Didaratkan
dari kapal Portugis di pelabuhan Melaka pada tahun 1593, JDC disambut oleh
pedagang Itali terhormat bernama Sequin Martinela yang kemudian mengambilnya
sebagai personel resmi perdagangannya. Ia juga dibantu dengan pelayanan baik dari
Kapten Portugis-Melaka, Fransisco de Silva de Meneses. Antara tahun 1594 hingga
tahun 1603ia menjajaki perdagangan di Asia Tenggara.
dari kapal Portugis di pelabuhan Melaka pada tahun 1593, JDC disambut oleh
pedagang Itali terhormat bernama Sequin Martinela yang kemudian mengambilnya
sebagai personel resmi perdagangannya. Ia juga dibantu dengan pelayanan baik dari
Kapten Portugis-Melaka, Fransisco de Silva de Meneses. Antara tahun 1594 hingga
tahun 1603ia menjajaki perdagangan di Asia Tenggara.
Dalam
masa kediamananya di Melaka, JDC kerap melakukan perdagangan ke wilayah lainnya
di Nusantra. Enam bulan berada di Melaka, ia pergi ke Pahang. Dalam perjalanan ini ia melewati pesisiran
Semenanjung Melayu; sungai Batu Pahat, Pulau Pisang, Tanjung Bulus dalam
pemandangan pulau Karimun, dan area sekitaran selat Singapura lama. Kawasan
terakhir berada dibawah kekuasan Kesultanan Johor.
masa kediamananya di Melaka, JDC kerap melakukan perdagangan ke wilayah lainnya
di Nusantra. Enam bulan berada di Melaka, ia pergi ke Pahang. Dalam perjalanan ini ia melewati pesisiran
Semenanjung Melayu; sungai Batu Pahat, Pulau Pisang, Tanjung Bulus dalam
pemandangan pulau Karimun, dan area sekitaran selat Singapura lama. Kawasan
terakhir berada dibawah kekuasan Kesultanan Johor.
Dari
Pahang ia kembali menuju Melaka untuk kemudian berangkat bersama delegasi
Portugis menuju Siam dilanjutkan dengan menghadiri pertemuan di Kerajaan
Ayutthaya.Ia merekam keberadaannya disana selama 8 bulan. Petualangannya tidak
berakhir dengan baik. Ia dan teman-temannya harus melarikan diri ke Kamboja
yang sedang berada dalam konflik dengan Laos.
Pahang ia kembali menuju Melaka untuk kemudian berangkat bersama delegasi
Portugis menuju Siam dilanjutkan dengan menghadiri pertemuan di Kerajaan
Ayutthaya.Ia merekam keberadaannya disana selama 8 bulan. Petualangannya tidak
berakhir dengan baik. Ia dan teman-temannya harus melarikan diri ke Kamboja
yang sedang berada dalam konflik dengan Laos.
Tiba di
Melaka, ia menemui kemalangan yang diakibatkan oleh perpecahan politik yang
mengakibatkan desa-desa yang menaungi ribuan rumah terbakar, tidak terkecuali rumah
tempat tinggalnya.
Melaka, ia menemui kemalangan yang diakibatkan oleh perpecahan politik yang
mengakibatkan desa-desa yang menaungi ribuan rumah terbakar, tidak terkecuali rumah
tempat tinggalnya.
Berhari
hari setelah tragedi tersebut, ia berlayar menuju Manila melalui teluk Brunei,
Palawan, dan Mindoro. Deskripsinya tentang istana dan pelabuhan Brunei adalah
yang paling awal yang pernah ditulis oleh saksi mata Eropa. Ia mencatat, Manila
merupakan tempat yang diduduki oleh 40,000 orang Cina yang mata pencahariannya
adalah berdagang dan professional terhadap bahan-bahan dagang mekanik. Mereka
merupakan penduduk lokal dan pekerja keras, sebagaimana orang Cina pada
umumnya. Disana ia juga menyaksikan pertarungan kapal-kapal Spanyol dibawah
komando panglima laut Olivier van Noort.
hari setelah tragedi tersebut, ia berlayar menuju Manila melalui teluk Brunei,
Palawan, dan Mindoro. Deskripsinya tentang istana dan pelabuhan Brunei adalah
yang paling awal yang pernah ditulis oleh saksi mata Eropa. Ia mencatat, Manila
merupakan tempat yang diduduki oleh 40,000 orang Cina yang mata pencahariannya
adalah berdagang dan professional terhadap bahan-bahan dagang mekanik. Mereka
merupakan penduduk lokal dan pekerja keras, sebagaimana orang Cina pada
umumnya. Disana ia juga menyaksikan pertarungan kapal-kapal Spanyol dibawah
komando panglima laut Olivier van Noort.
De
Coutre menetap di Manila selama dua tahun.
Coutre menetap di Manila selama dua tahun.
Dalam
perjalanan pulangnya ke Melaka. Tepatnya di pesisiran Borneo, badai menghantam
kapalnya yang kemudian membawanya menuju Riau. Kira-kira sebulan ia berada
disana tanpa kepastian keselamatan pelayarannya, akhirnya dengan menyandera
seorang nelayan lokal, ia melanjutkan perjalanannya menuju Melaka. Sandera tersebut
ia lepaskan ketika sampai di Johor dengan pemberian imbalan sesuai yang
dijanjikan.
perjalanan pulangnya ke Melaka. Tepatnya di pesisiran Borneo, badai menghantam
kapalnya yang kemudian membawanya menuju Riau. Kira-kira sebulan ia berada
disana tanpa kepastian keselamatan pelayarannya, akhirnya dengan menyandera
seorang nelayan lokal, ia melanjutkan perjalanannya menuju Melaka. Sandera tersebut
ia lepaskan ketika sampai di Johor dengan pemberian imbalan sesuai yang
dijanjikan.
Saat
tiba di Melaka, niatnya semula yang ingin pergi menuju Goa untuk menikah
tertunda dikarenakan kurangnya kapal-kapal yang dating memasok perdagangan dari
Melaka. Akhirnya ia menuju Patani dan berdagang cengkeh yang berhasil ia bawa
sebelumnya dari Manila. Disana ia dan teman-teman dagangnya bertemu dengan Ratu
Patani dimana dengan surat Fernao de Albuquerque, ia mengajukan perjalinan
hubungan dagang dengan Patani dan mendapatkan barang-barang untuk koloni
Portugis. Namun nasibnya disana tidak menguntungkan dikarenakan permusuhan
antara pihak Portugis dan Belanda yang saling memperebutkan monopoli dagang di
Patani.
tiba di Melaka, niatnya semula yang ingin pergi menuju Goa untuk menikah
tertunda dikarenakan kurangnya kapal-kapal yang dating memasok perdagangan dari
Melaka. Akhirnya ia menuju Patani dan berdagang cengkeh yang berhasil ia bawa
sebelumnya dari Manila. Disana ia dan teman-teman dagangnya bertemu dengan Ratu
Patani dimana dengan surat Fernao de Albuquerque, ia mengajukan perjalinan
hubungan dagang dengan Patani dan mendapatkan barang-barang untuk koloni
Portugis. Namun nasibnya disana tidak menguntungkan dikarenakan permusuhan
antara pihak Portugis dan Belanda yang saling memperebutkan monopoli dagang di
Patani.
Dengan
pertolongan seorang perempuan bangsawan Patani yang menyelundukannya dalam
kapal kerabatnya, JDC berlayar menuju Melaka melalui Batu Sawar. Di Batu Sawar
ia berhadapan dengan konflik antara Kesultanan Johor dan Portugis-Melaka.
Meskipun dalam keadaan berbahaya, ia berhasil menjangkau Melaka dan kemudian
berangkat menuju Goa pada tahun 1603.
pertolongan seorang perempuan bangsawan Patani yang menyelundukannya dalam
kapal kerabatnya, JDC berlayar menuju Melaka melalui Batu Sawar. Di Batu Sawar
ia berhadapan dengan konflik antara Kesultanan Johor dan Portugis-Melaka.
Meskipun dalam keadaan berbahaya, ia berhasil menjangkau Melaka dan kemudian
berangkat menuju Goa pada tahun 1603.
Catatan tentang Aceh
Meskipun
tidak secara langsung mengunjungi Aceh, tampaknya de Coutre yang mondar-mandir Melaka
memiliki pengetahuan signifikan tentang Kesultanan Aceh Darussalam. Barangkali
ini dikarenakan tahun tahun tersebut adalah periodepenyerangan Aceh terhadap
Portugis-Johor dan Portugis-Melaka. Ia banyak menyebutkan tentang Acehdalam
surat-suratnya yang ia tujukan pada raja mahkota Spanyol dan wakilnya.
tidak secara langsung mengunjungi Aceh, tampaknya de Coutre yang mondar-mandir Melaka
memiliki pengetahuan signifikan tentang Kesultanan Aceh Darussalam. Barangkali
ini dikarenakan tahun tahun tersebut adalah periodepenyerangan Aceh terhadap
Portugis-Johor dan Portugis-Melaka. Ia banyak menyebutkan tentang Acehdalam
surat-suratnya yang ia tujukan pada raja mahkota Spanyol dan wakilnya.
Dalam
catatannya ia menulis bahwa sebulan setelah kembali dari Pahang, JDC berlayar
menuju Johor untuk berdagang dengan seorang teman Portugisnya. DiJohor ia
bertemu dengan tiga tentara Kastilian yang dipimpin oleh Kapten Gallinato yang
baru saja kembali dari Kambodia dengan kemenangan telak. Karena meningkatnya pemberontakan
di Kamboja, Kapten Gallinato harus kembali kesana dengan meninggalkan seorang
prajuritnya yang bernama Don Luis del Castillo yang hendak menuju Melaka.
catatannya ia menulis bahwa sebulan setelah kembali dari Pahang, JDC berlayar
menuju Johor untuk berdagang dengan seorang teman Portugisnya. DiJohor ia
bertemu dengan tiga tentara Kastilian yang dipimpin oleh Kapten Gallinato yang
baru saja kembali dari Kambodia dengan kemenangan telak. Karena meningkatnya pemberontakan
di Kamboja, Kapten Gallinato harus kembali kesana dengan meninggalkan seorang
prajuritnya yang bernama Don Luis del Castillo yang hendak menuju Melaka.
Don
Luis memperkenalkan dirinya kepada Sultan Johor, Raja Ali Jalla bin Abdul Jalil
sebagai kerabat dari Kaisar Spanyol. Dan ia bisa mengatur bantuan militer
Spanyol kepada Johor khusus untuk melawan Aceh. Namun akhirnya, Sultan Johor
mengetahui janji untuk mengirimnya armada adalah sebuah penipuan. Saat
penangkapannya ditugaskan, ia berhasil melarikan diri ke Aceh. Disana ia
melakukan kebohongan yang sama. Sultan Aceh memberinya kapal lengkap dengan
lada dan sekelompok pelayar lokal yang menuntunnya menuju kerajaan Pegu. Namun
di tengah perjalanan, dikarenakan konspirasi terhadapnya ia dan budak-budaknya
dibunuh. Hanya satu budak melarikan diri dan menyampaikan peristiwa ini pada
pihak Melaka.
Luis memperkenalkan dirinya kepada Sultan Johor, Raja Ali Jalla bin Abdul Jalil
sebagai kerabat dari Kaisar Spanyol. Dan ia bisa mengatur bantuan militer
Spanyol kepada Johor khusus untuk melawan Aceh. Namun akhirnya, Sultan Johor
mengetahui janji untuk mengirimnya armada adalah sebuah penipuan. Saat
penangkapannya ditugaskan, ia berhasil melarikan diri ke Aceh. Disana ia
melakukan kebohongan yang sama. Sultan Aceh memberinya kapal lengkap dengan
lada dan sekelompok pelayar lokal yang menuntunnya menuju kerajaan Pegu. Namun
di tengah perjalanan, dikarenakan konspirasi terhadapnya ia dan budak-budaknya
dibunuh. Hanya satu budak melarikan diri dan menyampaikan peristiwa ini pada
pihak Melaka.
JDC
menulis “Ini merupakan takdir Don Luis del Castillo, yang mengaku kerabat
Kaisar Spanyol tapi pada kenyataanya ditangannyalah darah para Muslim tumpah
dan pernah di cambuk di Spanyol Baru dan (telah) diasingkan dari Filipina.”
menulis “Ini merupakan takdir Don Luis del Castillo, yang mengaku kerabat
Kaisar Spanyol tapi pada kenyataanya ditangannyalah darah para Muslim tumpah
dan pernah di cambuk di Spanyol Baru dan (telah) diasingkan dari Filipina.”
Setelah
kematian Raja Ali (Jalla bin Abdul Jalil), cucu dari Raja Melaka yang bergelar
“Raja Agung Melayu”, De Coutre mencatat bahwa monarki terpenting yang ada di
bagian Selatan saat itu adalah Kesultanan Aceh.
kematian Raja Ali (Jalla bin Abdul Jalil), cucu dari Raja Melaka yang bergelar
“Raja Agung Melayu”, De Coutre mencatat bahwa monarki terpenting yang ada di
bagian Selatan saat itu adalah Kesultanan Aceh.
JDC
juga menulis bahwa ia mengenal seorang negosiator sekaligus penterjemah bagi
seorang Kapten Melaka yang sedang menjabat sebagai duta besar Batu Sawar. Ia
bernama Khoja Ibrahim, orang asli Melaka yang ditugaskan untuk menyatukan
armada Johor dan Portugis untuk menyerang kesultanan Aceh.
juga menulis bahwa ia mengenal seorang negosiator sekaligus penterjemah bagi
seorang Kapten Melaka yang sedang menjabat sebagai duta besar Batu Sawar. Ia
bernama Khoja Ibrahim, orang asli Melaka yang ditugaskan untuk menyatukan
armada Johor dan Portugis untuk menyerang kesultanan Aceh.
Dalam
suratnya yang ia tulis kepada Raja Spanyol, ia mengusulkan beberapa strategi
yang dapat menguntungkan Spanyol dalam menandingi Belanda di Hindia Timur. Selain
menganjurkan komoditi dagang dan menjelaskan rute perdagangan yang dijalankan
Belanda dari Hindia Timur, ia juga menginisiatifkan rute aman dan menguntungkan
yang perlu dilalui oleh kapal-kapal dagang dan armada Spanyol. Rute tersebut
dimulai dari Portugal menuju Mozambique dan kemudian Mombasa. Ia menyadari
untuk harus memanfaatkan arah angin munsun. Ia menekankan agar kapal-kapal
tersebut sampai pada bulan Juli karena mereka akan dapat dengan mudah berlayar
menuju Selat Bab el-Mandeb dimana kapal-kapal Muslim dari Turki, Aceh,
Masulipatnam, dan muslim Kambay serta seluruh kapal dari bagian India berlayar
menuju Mekka dari Aden. Jika kapal-kapal spanyol dapat melalui rute tersebut
maka mereka punya peluang untuk menyerang kapal-kapal tersebut dan merampas
barang-barang dagangannya.
suratnya yang ia tulis kepada Raja Spanyol, ia mengusulkan beberapa strategi
yang dapat menguntungkan Spanyol dalam menandingi Belanda di Hindia Timur. Selain
menganjurkan komoditi dagang dan menjelaskan rute perdagangan yang dijalankan
Belanda dari Hindia Timur, ia juga menginisiatifkan rute aman dan menguntungkan
yang perlu dilalui oleh kapal-kapal dagang dan armada Spanyol. Rute tersebut
dimulai dari Portugal menuju Mozambique dan kemudian Mombasa. Ia menyadari
untuk harus memanfaatkan arah angin munsun. Ia menekankan agar kapal-kapal
tersebut sampai pada bulan Juli karena mereka akan dapat dengan mudah berlayar
menuju Selat Bab el-Mandeb dimana kapal-kapal Muslim dari Turki, Aceh,
Masulipatnam, dan muslim Kambay serta seluruh kapal dari bagian India berlayar
menuju Mekka dari Aden. Jika kapal-kapal spanyol dapat melalui rute tersebut
maka mereka punya peluang untuk menyerang kapal-kapal tersebut dan merampas
barang-barang dagangannya.
JDC juga
menyaksikan bahwa di Masulipatnam dimana Belanda dan Inggris mengoperasikan
pabrik-pabrik mereka disana, ada banyak kapal-kapal yang dikendalikan oleh
Muslim dari Bengal, Aceh, Mekkah, Pegu dan dari kawasan lain India.
menyaksikan bahwa di Masulipatnam dimana Belanda dan Inggris mengoperasikan
pabrik-pabrik mereka disana, ada banyak kapal-kapal yang dikendalikan oleh
Muslim dari Bengal, Aceh, Mekkah, Pegu dan dari kawasan lain India.
Masih
dalam suratnya kepada Raja Spanyol, ia menuliskan bahwa kapal-kapal dagang
Portugis juga mendatangi Aceh dari Melaka untuk berdagang tekstil; sutra,
eaglewood, dan barang-barang bersulaman emas. Ia menuliskan bahwa Aceh memiliki
pelabuhan yang besar. Tidak hanya kapal Belanda menuju pelabuhan ini,
kapal-kapal dari Turki, Aden, Masulipatnam, dan Pegu juga menetapkan tempat disana.
Lebih jauh lagi, JDC juga mengingatkan Rajanya untuk berhati hati dalam
berhadapan dengan orang Aceh karena ada persepsi dikalangan orang Eropa bahwa
masyarakat Aceh itu licik.
dalam suratnya kepada Raja Spanyol, ia menuliskan bahwa kapal-kapal dagang
Portugis juga mendatangi Aceh dari Melaka untuk berdagang tekstil; sutra,
eaglewood, dan barang-barang bersulaman emas. Ia menuliskan bahwa Aceh memiliki
pelabuhan yang besar. Tidak hanya kapal Belanda menuju pelabuhan ini,
kapal-kapal dari Turki, Aden, Masulipatnam, dan Pegu juga menetapkan tempat disana.
Lebih jauh lagi, JDC juga mengingatkan Rajanya untuk berhati hati dalam
berhadapan dengan orang Aceh karena ada persepsi dikalangan orang Eropa bahwa
masyarakat Aceh itu licik.
Dalam
suratnya yang lain, masih ditujukan pada Raja Spanyol, JDC mengajukan
permintaan untuk pembangunan banteng pertahanan dan citadel. Iamenyebutkan
bahwa, jika Raja Spanyol setuju untuk membangun sitadel dan banteng-benteng
pertahanan di kawasan Selat (baca: Singapura, Batu Sawar, Johor dll),
pembangunan tersebut harus dilakukan dengan memprioritaskan fungsi banteng yang
kokoh untuk menghalangi armada-armada musuh menghancurkannya, bahkan oleh
armada-armada Aceh sekalipun.Dalam keterkaitan dengn Aceh, JDC mengingatkan
bahwa armada Aceh telah memenangkan serangan terhadap Batu Sawar pada tahun
1613 dan mendudukinya untuk beberapa masa yang kemudian direbut kembali oleh
Portugis dengan 1500 prajurit sebagaimana perebutan yang sama juga terjadi
terhadap Pahang yang sebelumnya telah berhasil diduduki oleh Raja Aceh.
suratnya yang lain, masih ditujukan pada Raja Spanyol, JDC mengajukan
permintaan untuk pembangunan banteng pertahanan dan citadel. Iamenyebutkan
bahwa, jika Raja Spanyol setuju untuk membangun sitadel dan banteng-benteng
pertahanan di kawasan Selat (baca: Singapura, Batu Sawar, Johor dll),
pembangunan tersebut harus dilakukan dengan memprioritaskan fungsi banteng yang
kokoh untuk menghalangi armada-armada musuh menghancurkannya, bahkan oleh
armada-armada Aceh sekalipun.Dalam keterkaitan dengn Aceh, JDC mengingatkan
bahwa armada Aceh telah memenangkan serangan terhadap Batu Sawar pada tahun
1613 dan mendudukinya untuk beberapa masa yang kemudian direbut kembali oleh
Portugis dengan 1500 prajurit sebagaimana perebutan yang sama juga terjadi
terhadap Pahang yang sebelumnya telah berhasil diduduki oleh Raja Aceh.
Dengan
kenyataan Melaka telah kehilangan perannya sebagai pusat perdagangan di Asia
Tenggara dan meningkatnya aktivitas-aktivitas dagang yang dilakukan oleh
wilayah-wilayah pembangkang monarki Portugis, termasuk Aceh, pembangunan
citadel, banteng dan puri-puri di Selat Singapura ini akan menguntungkan armada
Spanyol. Dari citadel tersebut, Pedagang-pedagang Spanyol dapat memperoleh persediaan
komoditi dagang dari kapal-kapal yang berlayar menuju Melaka ataupun yang
bepergian menuju Aceh.
kenyataan Melaka telah kehilangan perannya sebagai pusat perdagangan di Asia
Tenggara dan meningkatnya aktivitas-aktivitas dagang yang dilakukan oleh
wilayah-wilayah pembangkang monarki Portugis, termasuk Aceh, pembangunan
citadel, banteng dan puri-puri di Selat Singapura ini akan menguntungkan armada
Spanyol. Dari citadel tersebut, Pedagang-pedagang Spanyol dapat memperoleh persediaan
komoditi dagang dari kapal-kapal yang berlayar menuju Melaka ataupun yang
bepergian menuju Aceh.
Ia juga
menekankan banteng-banteng tersebut perlu dibangun setangguh mungkin agar dapat
menghalangi Raja Aceh untuk mengaitkan armadanya di Johor ataupun Pahang dan
mereka terpaksa harus melewati Selat Kundur atau meninggalkan Pulau tersebut
atau terus berlayar melewati keduanya. Intinya citadel tersebut dapat
menghalangi pergerakan mereka. Untuk tujuan yang sama, citadel lain juga ia
usulkan untuk dibangun di ujung perairan Muar.
menekankan banteng-banteng tersebut perlu dibangun setangguh mungkin agar dapat
menghalangi Raja Aceh untuk mengaitkan armadanya di Johor ataupun Pahang dan
mereka terpaksa harus melewati Selat Kundur atau meninggalkan Pulau tersebut
atau terus berlayar melewati keduanya. Intinya citadel tersebut dapat
menghalangi pergerakan mereka. Untuk tujuan yang sama, citadel lain juga ia
usulkan untuk dibangun di ujung perairan Muar.
Dari
sekian narasi yang dituliskan JDC, yang paling menarik adalah mengenai
kemungkinan Raja Spanyol dapat mengalahkan Aceh. Tulisnya, kekalahan Aceh dapat
terwujud melalui tangan-tangan 4 saudara Raja Johor yang saat itu merupakan
Raja di Siak, Kampar, Bengkalis, dan Aru (sekarang Deli di Medan). Kesemua
wilayah tersebut pernah diserang dan diduduki oleh Raja Aceh. JDC berpendapat
bahwa latar belakang ke empat bersaudara tersebut yang berdarah Melayu akan
mempersatukan mereka untuk melawan Aceh. Artinya, JDC secara tidak langsung
menekankan bahwa orang Aceh bersuku berbeda dari mereka yang Melayu.
sekian narasi yang dituliskan JDC, yang paling menarik adalah mengenai
kemungkinan Raja Spanyol dapat mengalahkan Aceh. Tulisnya, kekalahan Aceh dapat
terwujud melalui tangan-tangan 4 saudara Raja Johor yang saat itu merupakan
Raja di Siak, Kampar, Bengkalis, dan Aru (sekarang Deli di Medan). Kesemua
wilayah tersebut pernah diserang dan diduduki oleh Raja Aceh. JDC berpendapat
bahwa latar belakang ke empat bersaudara tersebut yang berdarah Melayu akan
mempersatukan mereka untuk melawan Aceh. Artinya, JDC secara tidak langsung
menekankan bahwa orang Aceh bersuku berbeda dari mereka yang Melayu.
Dalam
surat lain, masih ditujukan pada Raja Spanyol dan wakilnya, JDC memaparkan beberapa
halaman strategi penaklukkan di Asia Tenggara yang dapat dijalankan oleh
Spanyol. Aceh merupakan salah satu wilayah yang ia tekankan perlu
dikuasai. Sebagaimana ia memaparkan
alasan mengapa Portugis dan Belanda begitu terbosesi untuk menaklukkan Aceh, ia
menegaskan hal yang sama jika Spanyol berhasil mengalahkan Belanda di perairan
Hindia Timur. Ia begitu yakin bahwa keuntungannya adalah sumber daya alam yang
kaya dan kondisi geografis yang bagus untuk meluaskan armada dan menghancurkan
perdagangan para pemberontak. Di pelabuhan Aceh, tulisnya, Belanda memasoki
berton-ton lada sebagaimana pelabuhan ini juga secara rutin disinggahi oleh
kapal-kapal Turki dari Mekkah dan dari seluruh bangsa India.
surat lain, masih ditujukan pada Raja Spanyol dan wakilnya, JDC memaparkan beberapa
halaman strategi penaklukkan di Asia Tenggara yang dapat dijalankan oleh
Spanyol. Aceh merupakan salah satu wilayah yang ia tekankan perlu
dikuasai. Sebagaimana ia memaparkan
alasan mengapa Portugis dan Belanda begitu terbosesi untuk menaklukkan Aceh, ia
menegaskan hal yang sama jika Spanyol berhasil mengalahkan Belanda di perairan
Hindia Timur. Ia begitu yakin bahwa keuntungannya adalah sumber daya alam yang
kaya dan kondisi geografis yang bagus untuk meluaskan armada dan menghancurkan
perdagangan para pemberontak. Di pelabuhan Aceh, tulisnya, Belanda memasoki
berton-ton lada sebagaimana pelabuhan ini juga secara rutin disinggahi oleh
kapal-kapal Turki dari Mekkah dan dari seluruh bangsa India.
Arah
angin adalah salah satu taktik perang yang paling mempengaruhi keberhasilan
dalam menyerang Aceh. Jika angin alpa atau arahnya tidak sesuai yang
diinginkan, ia mengusulkan armada armada Spanyol untuk melalui pulau Nikobar.
Penyerangan Aceh, ia tekankan, harus dilakukan tanpa peringatan, alias tiba
tiba.
angin adalah salah satu taktik perang yang paling mempengaruhi keberhasilan
dalam menyerang Aceh. Jika angin alpa atau arahnya tidak sesuai yang
diinginkan, ia mengusulkan armada armada Spanyol untuk melalui pulau Nikobar.
Penyerangan Aceh, ia tekankan, harus dilakukan tanpa peringatan, alias tiba
tiba.
Sepanjang
Sejarah, Spanyol tidak begitu berhasil mejejalkan taringnya di Asia Tenggara. Dari
sekian banyak wilayah, Filipina adalah kawasan yang barangkali begitu kental
dengan legasi penjajahan Spanyol yang masih bisa disaksikan hari ini.
Sejarah, Spanyol tidak begitu berhasil mejejalkan taringnya di Asia Tenggara. Dari
sekian banyak wilayah, Filipina adalah kawasan yang barangkali begitu kental
dengan legasi penjajahan Spanyol yang masih bisa disaksikan hari ini.
Catatan
JDC adalah catatan yang penting yang tidak hanya menggambarkan minat
perdagangan Eropa yang ambisius tapi juga merekam kondisi keamanan yang buruk
bagi pedagang-pedagang Eropa Spanyol yang hidup antara persengkataan Portugis
dan Belanda dan kondisi masyarakat akhir abad ke 16 hingga paruh awal abad
ke-17.
JDC adalah catatan yang penting yang tidak hanya menggambarkan minat
perdagangan Eropa yang ambisius tapi juga merekam kondisi keamanan yang buruk
bagi pedagang-pedagang Eropa Spanyol yang hidup antara persengkataan Portugis
dan Belanda dan kondisi masyarakat akhir abad ke 16 hingga paruh awal abad
ke-17.