Viral lagi dalam beberapa hari terakhir, video Zulkifli Hasan manggut manggut bingung dengan hajaran Harrison Ford yang baru saja dibawa keliling melihat hutan yang terbakar (https://www.youtube.com/watch?v=oZnzZxumGcw).
Zulkifli Hasan waktu itu menjabat
sebagai menteri kehutanan. Video berdurasi kurang dari 5 menit itu muncul lagi
seiring dengan disahkannya posisi Zulkifli Hasan sebagai menteri perdagangan
yang dipundakkan oleh Jokowi sebagai bagian dari reshuffle cabinet tanggal 15
Juni lalu.
Video ini beredar tahun 2013,
ketika Indonesia dipresideni oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Tak banyak yang
merespon video ini saat itu kecuali orang Indonesia dan kalangan pemerintahan
yang ikut ikutan mendukung Harrison Ford, menjadikannya laba untuk media and
bahan olok-olok untuk netizen, mengingat persoalan pembakaran hutan, penebangan
liar, dan sekongkol mafia bisnis belum bisa di selesaikan sama sekali.
Jika kejadian itu terjadi saat
ini, saya yakin respon yang terlihat akan berbeda. Malah jauh berbeda. Karena
dalam beberapa tahun terakhir Negara-negara dunia ke 3 mulai banyak yang
menyoroti dualisme sikap internasional Eropa terhadap persoalan-persoalan yang
terjadi di kawasan-kawasan ini. Dualisme ini adalah sikap bias, standard ganda,
sikap selektif dan tingkah superioriti sebagai warga Negara dan ras Negara
adidaya.
Ketika menyaksikan video
tersebut, kita bisa dengan mudah melihat bagaimana Zulkifli Hasan manggut
mangut sekaligus kebingungan dengan ucapan-ucapan yes yes nya yang tanpa ia
sadari menyepakati tudingan tidak becus yang diucapkan Ford pada dirinya. Ia
menyetujui Ford yang mengatakan ia tidak bekerja, ia bukan pemimpin yang baik,
dikantornya sendiri.
Barangkali Zulkifli Hasan dan tim
kementriannya gagap menghadapi Harrison Ford ketika ia diinfokan akan bertemu
dengannya. Barangkali Zulkifli Hasan berpikir, “Wah, ketemu artis Hollywood,
nih”. Atau “Wah, Bintang pilem Indiana Jones kok ingin bertemu gue? Ada apa
ya?” tanpa sedikitpun terlintas dibenaknya bahwa Ford datang hanya untuk
mempreteli, menunjuk-nunjuk wajahnya, soal kinerja buruknya sebagai menteri.
Kasian. Sungguh Kasian. Kinerja
buruknya barangkali tidak semata-mata karena kepemimpinanya tapi lebih pada
soal sistem, birokrasi, dan jaringan teknologi surveillance hutan yang dipunyai
Indonesia puluhan tahun belakangan.
Yang berhak menindak menteri
tidak becus dengan gaya itu adalah Presiden dan rakyat-rakyat Indonesia. Bukan
Harrison Ford!.
Kemana harga diri Indonesia yang
membiarkan orang Bule, pemain Pilem Hollywood, yang hidupnya jauh diatas
tingkat kemiskinan, yang hidupnya ia habiskan dalam Negara yang telah mapan sistem
bernegara dan administrasinya, yang bisa melakukan apa saja dalam bandingan
ekonomi mata uang tertinggi didunia, tanpa harus menghitung harus menghabiskan
berapa untuk keluarganya, untuk mencecar dengan keangkuhan verbal seorang
menteri Indonesia. Banyak ketidakadilan yang kita lihat dari sikap seorang Ford
yang sepertinya ingin jadi pahlawan Real seperti di filem di Indian Jones. Dan menjijikkannya,
ia jad pahlawan bukan dinegeranya sendiri yang sepadan, melainkan di salah satu
Negara dunia ke 3 yang masyarakatnya masih mencerna apa itu hidup layak sambil
bernegara.
Ketika Edward Said menulis Orientalisme,
atau ketika Syed Hussein al Attas menulis the Myth of the Lazy Natives,
atau ketika Tun Mahathir Muhammad menulis tentang Revolusi Mental, Itu
semua ditujukan lebih tajam pada masyarakat yang menjadi objek perkembangan
narasi. Pada Masyarakat-masyarakat mantan korban penjajahan di dunia Arab,
Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Demi bisa bercermin, sekritis
apakah kita bisa mencerna pemikiran-pemikiran orang Eropa soal kita. Sejauh
mana kita pikiran-pikiran benar soal
kita. Pemikiran-pemikiran para pengkritik diatas itu belum begitu merambah
Indonesia yang secara umum masih sangat bias dengan stereotype ‘keren’ orang
kulit putih, terlepas mereka bicara apa. Terlepas seberapa benar dan adilkah
kontruksi-kontruksi pikiran mereka itu soal orang Indonesia.
Kita masih gampang gagap dengan
orang bule umumnya, apalagi seleb papan atas seperti Harrison Ford!
https://komparatif.id/harisson-ford-dan-zulkifli-hasan-yesyes/