Tips agar Bahagia di Turki

Ingat pribahasa dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung?. Nah untuk bisa hidup tentram di Turki, mengikuti pribahasa ini adalah salah satu obatnya.
Jika kamu turis yang datang hanya untuk satu minggu barangkali lebih aman kalau ada seorang penterjemah. Nah, jika kamu datang sebagai pelajar, gelin (suami/istrimu orang Turki), atau bekerja, maka bisa bahasa Turki adalah kunci ampuh. Meskipun begitu, komunikasi pakai bahasa tubuh oke aja. Yang penting, smile.
Pemerintah Turki sejak puluhan tahun lalu mewajibkan orang asing yang datang ke negaranya untuk belajar bahasa Turki. Tomer adalah institusi pendidikan khusus pemerintah yang menyediakan kursus kursus bahasa Turki secara extensif. Ia tersebar diseluruh profinsi.  Kebijakan seperti ini jitu sekali karena
fasilitas publik di Turki hanya mengenal bahasa tanah airnya. Bahasa Inggris
yang menjadi lingua Franca duniapun terbilang ‘asing’ di Turki. Jika kamu sakit
dan harus berurusan dengan rumah sakit,mampu berbahasa Turki penting sekali.
Atau pastikan punya penterjemah yang mendampingi. Begitu juga jika berurusan
dengan kepolisian. Imigrasi? Nah, jangan khawatir, disini petugas-petugasnya
bisa bahasa Inggris. Jika petugas di sana menolak berbahasa Inggris, hanya ada
dua alasan. Pertama, ia masih dalam posisi training; kedua, ia tidak tau bahwa
ada dunia lain selain Turki. Canda, bro!

Selain soal bahasa, orang Indonesia yang ingin mengunjungi
Turki perlu tau etika sosial selama berada di Turki. Etika-etika yang tertulis
dibawah ini barangkali tak kan kamu temui diajarkan secara khusus di
sekolah-sekolah di Indonesia, melainkan hanya lewat sosialisasi langsung dengan
masyarakat Turki. Aturan-aturan tersebut saya tuliskan dibawah ini satu persatu
ya.

 

1.       Saat Bertamu
Bertamu ke rumah Orang Turki tidak bisa terjadi tanpa
undangan dari yang punya rumah. Meskipun kamu ingin sekali mengunjungi teman
Turkimu, lebih baik tunggu undangannya karena jika tidak ini akan menjadi Ayip
(aib). Jika yang punya rumah mengundangmu, maka bawa dirimu sendiri, bukan
datang dengan teman-temanmu yang tidak ia undang itu.
Saat bertamu, kebiasaan orang Turki adalah senyuman, teh
panas, makan, dan nyambung secara positif saat berbincang. Saat itu pastikan
untuk melakukan beberapa hal dibawah ini;
 a. Jangan pernah
melepas kaus kaki didalam rumah. Ini disebabkan oleh karakter Orang Turki yang
risih dengan keringat dari kaki (atau sumber bakteri kaki lainnya) menempel
dilantai yang selalunya super bersih.
b. Kecilkan peluang untuk memakai kamar mandi, terutama jika kamu datang dalam waktu singkat, atau dalam keadaan sangat terpaksa.
c. Pastikan saat minum teh yang selalunya panas betul dan saat mengunyah makanan, bunyi cernaan dari mulut kamu tidak kedengaran.
d. Hindari makan makanan basah dengan tangan. Selalu pakai
garpu, sendok, dan pisau tanpa berdentingan dengan piring berulang ulang.
e. saat makan, upayakan untuk membangun percakapan.
Percakapan terus menerus atau ‘cukup’, tergantung dari selera tuan rumah. Nah,
untuk poin ini kamu harus pandai membaca raut wajah si tuan rumah.
f. Selalu tawarkan bantuan selama jamuan.
g. Tidak meminta apa yang tidak disediakan tuan rumah. 
h. Tidak duduk melipat kaki, terutama didepan orang tua.
i. Tidak bersendawa, apalagi dengan dengan keras. 

 Jika kamu mengundang
temanmu ke rumah, pastikan rumahmu
a. Tidak bau makanan atau bau-bau lainnya yang mengengat.
Bau menyengat, dari parfum atau dari masakan, akan membuat mereka tidak nyaman.
b. Rumah dalam keadaan
bersih.
c. Layani sebagaimana mereka melayani tamu-tamunya.
d. Pastikan tidak ada jemuran pakaian dijendela atau balkoni
(apartemen). Ada tamu atau tidak, bukan kebiasaan yang baik di Turki untuk
cucian terlihat bergelantungan di Balkoni.
2.  Saat di Area
Publik.
Saat kamu jalan-jalan diluar kediamanmu, berbelanja ke
pasar, supermarket, ke taman bermain dan rekreasi, aka nada banyak hal berbeda
yang akan kamu temui. Nah, agar terhindar dari ‘bully’ tanpa sengaja,
perhatikan beberapa hal.
a. Jika bertemu dengan orang yang kamu kenal tapi bukan
teman dekat, sapaan ringan wajib. Sapaan ini berupa “ Merhaba. Nasilsiniz?
(Halo, apa khabar?). Ia akan balas menyapa dan menyapamu dengan kata yang
sama.” Jika ia sedang bekerja, ucapkan “Kolay gelsin” (Semoga (pekerjaanmu)
mudah). Jika ia hanya terlihat berjalan kaki, maka cukup ucapkan “Iyi Gunler
(semoga harimu baik)”. Dua sapaan terakhir ini diucapkan saat hendak berpisah.
Sapaan-sapaan dasar seperti ini adalah etika dasar sosial di Turki.
b. Tidak menatap langsung orang Turki yang tidak kamu kenal
lebih dari beberapa detik, terlebih saat mereka melakukan kegiatan-kegiatan
yang asing di negerimu seperti, intimasi publik, perempuan perokok (muslimah
atau bukan), peminum, pasangan cek-cok, orang cacat, dan hal-hal lain yang
tatapan menimbulkan ketidaknyamanan bagi mereka. Jauhi juga menatap orang-orang
dalam bus atau metro.
c. Ketika bermain di taman bermain atau menggunakan
fasilitas publik yang lain, pastikan kamu atau anakmu mengikuti antrian dan
tidak merusak fasilitas publik tersebut.
d. Tingkatkan perhatian saat menyebrangi jalan. Pengendara
mobil dan motor di Turki terkenal cepat, meskipun dijalanan sempit dan ramai
pejalan kaki.  Meskipun banyak yang
toleran, pengemudi yang sebaliknya muncul tanpa bisa diprediksi. 
3.       Saat di
Mesjid
Saat berada dalam aktifitas ibadah, penting sekali untuk
tidak menghakimi. Jika kamu harus bertanya maka upayakan pertanyaanmu netral.
Beberapa perbedaan yang barangkali akan kamu temui adalah:
a. Hampir setiap masjid di Turki punya satu bagian lokasi
bagi perempuan tapi belum tentu selalu punya kamar wudhu dan toilet bagi
perempuan.
b.Jangan heran jika melihat rak rak sepatu didalam masjid.
Ini diadakan untuk keselamatan sepatu sepatu dari incaran tangan tangan yang
tak bertanggungjawab. Sebagian masjid menyediakan kantung plastic untuk menyimpan
sepatumu ketika salat.
c. Masyarakat Turki mayoritasnya bermazhab Hanafi.
Sembahyang sunat setelah dan sebelum solat wajib itu sudah bagaikan keharusan
yang dilakukan.
d. Masyrakat Turki, terutama perempuan tidak berwudhu 5 kali
sehari. Terkadang dua hingga tiga kali saja bergantung pada kondisi yang tidak
membatalkan wudhu. Bagi penganut mazhab Hanafi, makan setelah wudhu tidak
membatalkan. Mereka boleh langsung menunaikan salat setelah berkumur membersihkan
sisa-sisa makanan.
e. Tidak membaca alquran dan berselawat dengan suara keras.
4.       Saat Menyapa dan Berbicara
a. Jika orang yang kamu temui bukan teman dekatmu, maka
sapaan ringan wajib. Jika kemudian ingin bercakap cakap maka bataskan pada hal
penting sahaja yang terkait dengan kamu dan dia. Jika tidak ada, perpisahan
secara sopan lebih disukai. Intinya, orang Turki tidak suka buang waktu untuk
berbicara hal-hal sederhana yang tak relevan.
b. Saat berbicara, kontak mata dengan lawan bicara penting,
dibarengi dengan kesigapan tubuh dan senyuman. Respon yang baik lebih dihargai.
5.       Saat di
Restoran
a. Bagi Muslim, restoran-restoran yang bertuliskan Ocakbasi,
Mehane, Pub, atau bertandakan papan biru terbaca Tekel, Tidak dianjurkan untuk
masuk. Karena ini berarti restoran tersebut menjual dan menggunakan bahan-bahan
tak halal dalam makanan dan minumannya.
b. Pemesanan makanan dilakukan tanpa membiarkan pelayan
menunggu lama. Oleh karena itu pilih dan negosiasikan dulu kemudian baru
memanggil pelayan.
c. Saat berbincang selama makan, baik jika tidak menaikkan
suara lebih dari yang bisa dijangkau pendengar.
d. Saat berada direstoran dengan teman-teman, jangan heran
jika melihat orang-orang Turki saling ribut didepan kasir. Tak seperti di
Indonesia yang rebutan minta dibayarin, di Turki malah sebaliknya. Baik
laki-laki maupun perempuan, rebutan ingin bayar duluan buat teman-teman adalah
hal umum yang terjadi direstoran-restoran.
e. Meskipun begitu, orang Turki tidak suka bicara soal uang
antar sesamanya kecuali jika dalam keadaan genting.
7.       Saat
Mengemudi
Kalau kamu pengemudi mobil, sudah pasti kamu harus mengikuti
rambu rambu lalu lintas yang berlaku dinegara itu. Hanya saja, orang Turki
menyetir dengan cepat, terkadang dijalan sempit dan ramai sekalipun. Tentu ini
persoalan. Meskipun begitu, perhatikan beberapa hal lain.
a. Jangan heran juga jika kamu menyetir dengan lamban,
terutama dijalan yang kosong, akan datang pengemudi lainnya yang membullimu.
Kasus-kasus pertikaian antara pengemudi sering terjadi di Turki.
b. Jika kamu adalah penumpang, ketahui juga bahwa Supir bus
dan mini bus di Turki betul-betul ahli speeding. Penumpang didalam harus
pegangan dengan kencang, apalagi dalam posisi berdiri. Meskipun begitu, ada
banyak pengemudi bis umum yang memelankan kendaraannya bagi ibu ibu dan anak
anak yang melintas. Untungnya lagi, meskipun speeding laju begitu, penumpang
orang tua dan anak kecil hampir selalu kebagian tempat duduk meskipun penuh dan
berdesakan. Anak remaja yang tidak sensitif siap siap aja diceramahi orang tua
langsung ditempat yang sama.
Hal Kampungan lainnya!
Sandal dan sarung memang tradisi Indonesia, tapi dimaknai
kampungan dan tidak beradab jika dipakai di kawasan-kawasan publik di Turki.
Makan dengan tangan juga tradisi masyarakat Indoensia namum
ini juga asing bagi publik Turki. Kamu bisa-bisa dikira pengemis.
Jangan suka telat. upayakan Tepat waktu. Membiarkan orang
lain menunggumu lebih dari 5 menit saja sudah sangat tidak sopan. 
Perempuan Muslimah di Turki tidak menyanyi dan menari di
publik. Nyanyian dan menari itu aib. Bagi sebagian kelompok malah diharamkan.
Ini juga berlaku buat kamu yang berjilbab dan sedang berada di Turki.
Jangan sembarangan selfi, terlebih dengan orang Turki.
biasakan minta izin dulu. Bagi sebagian orang Turki itu persoalan etika
jurnalisme. Bagi yang lain itu persoalan keagamaan.
Saya kira ini saja etika sosial sepanjang pengalaman 3 tahun
saya berada di Turki. Pastinya, ada beberapa hal lain yang belum tertulis
disini dan itu menjadi PR kita semua untuk berbagi dengan sesama pengunjung
Indonesia.
Toleransi adalah salah satu
nilai yang tidak menyebar secara merata di Turki. Tidak seperti orang
Indonesia yang kerap mampu memahami kekurangan orang-orang asing saat melawat Indonesia, orang Turki lebih suka orang asing tau terlebih dahulu budaya dan
kebiasaanya daripada nantinya terjadi kesalahpahaman berat.Jika kamu menemui gelagat-gelagat dan pengalaman tak nyaman yang identik dengan isu masa kini seperti sikap anti-migran, rasisme, Islamophobia, atau prilaku kasar dan tak beradab lainnya, maka pastikan kamu selalu merekam sebagai barang bukti.Nah, selamat menikmati.

Lihat: https://turkinesia.net/index.php/2020/01/08/ingin-ke-turki-ini-hal-hal-yang-wajib-kamu-tahu/

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

More articles ―